Malaikat adalah makhluk (ciptaan) diantara makhluk-makhluk Allah yang dibebankan dengan tugas-tugas besar dan diberikan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugasnya itu. Iman kepada malaikat merupakan salah satu dari rukun iman yang mesti diimani oleh setiap muslim. Malaikat memiliki sifat-sifat khalqiyyah (sifat fisik) dan sifat-sifat khuluqiyyah (karakter/watak). Pada tulisan ini akan dijelaskan beberapa sifat khalqiyyah malaikat.
-
Diciptakan dari cahaya
«خُلِقَتِ المَلائِكَةُ مِن نُورٍ، وخُلِقَ الجانُّ مِن مارِجٍ مِن نارٍ، وخُلِقَ آدَمُ مِمّا وُصِفَ لَكُمْ»
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian.”[1]
Manusia tidak dapat melihat malaikat dalam rupa aslinya, namun mampu melihat malaikat ketika menjelma sebagai manusia[2]. Rasulullah pernah melihat Jibril dalam rupa aslinya sebanyak dua kali[3].
-
Besar fisik
أُذِنَ لِي أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلَائِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ إِنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِ مِائَةِ عَامٍ.
Aku telah diberi izin untuk menceritakan tentang sesosok malaikat dari malaikat Allah yang bertugas membawa Arsy. Sesungguhnya, jarak antara ujung telinga dengan bahunya adalah perjalanan 700 tahun. [4]
Dari ‘Aisyah ia berkata:
قَدْ رَأَى جِبْرِيلَ فِي صُورَتِهِ وَخَلْقُهُ سَادٌّ مَا بَيْنَ الْأُفُقِ
Rasulullah ﷺ melihat Jibril dalam bentuk dan rupa aslinya yang menutupi apa yang ada di antara ufuk langit.[5]
-
Sangat kuat
Allah berfirman tentang Jibril:
عَلَّمَهُۥ شَدِيدُ ٱلْقُوَىٰ ٥ ذُو مِرَّةٍ فَٱسْتَوَىٰ ٦ ( النجم/53: 5-6)
Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, yang mempunyai keteguhan; maka (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa yang bagus dan perkasa). (An-Najm/53:5-6)
إِنَّهُۥ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ ١٩ ذِى قُوَّةٍ عِندَ ذِى ٱلْعَرْشِ مَكِينٍ ٢٠ (التكوير/81: 19-21)
Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang memiliki kekuatan, memiliki kedudukan tinggi di sisi (Allah) yang memiliki ‘Arsy. (At-Takwir/81:19-21)
Allah berfirman tentang malaikat-malaikat penjaga neraka:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا قُوٓا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَـٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ٦ (التحريم/66: 6)
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim/66:6)
Para malaikat penjaga neraka sangatlah kuat karena api neraka yang begitu panas pun tidak berbahaya bagi mereka.[6]
Allah menjadikan malaikat memiliki fisik yang besar dan kekuatan yang hebat supaya mereka mampu mengerjakan tugas-tugas yang berat yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka.[7]
-
Rupawan
ذُو مِرَّةٍ فَٱسْتَوَىٰ ٦ ( النجم/53: 6)
Yang mempunyai keteguhan; maka (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa yang bagus dan perkasa) (An-Najm/53:6)
Diantara tafsir ذُوْ مِرَّةٍ adalah ‘good looking’ atau rupawan yaitu enak dipandang. Ini adalah pendapat Ibnu Abbas[8]. Dan sudah masyhur di kalangan manusia bahwa malaikat memiliki sifat rupawan sehingga ketika mereka melihat suatu keelokan pada seseorang, mereka akan mengumpamakannya dengan malaikat[9]. Dalam Al-Qur’an disebutkan:
… فَلَمَّا رَأَيْنَهُۥٓ أَكْبَرْنَهُۥ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَـٰشَ لِلَّهِ مَا هَـٰذَا بَشَرًا إِنْ هَـٰذَآ إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ ٣١ ( يوسف/12: 31)
… Maka ketika perempuan-perempuan itu melihatnya, mereka terpesona kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri. Seraya berkata, “Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia.” (Yusuf/12:31)
-
Memiliki sayap
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ جَاعِلِ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةِ رُسُلًا أُولِىٓ أَجْنِحَةٍۢ مَّثْنَىٰ وَثُلَـٰثَ وَرُبَـٰعَ ۚ يَزِيدُ فِى ٱلْخَلْقِ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌ ١ (فاطر/35: 1)
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Fatir/35:1)
Terdapat juga hadits-hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah telah melihat Jibril dalam rupa aslinya memiliki 600 sayap.[10]
-
Berkecepatan tinggi
تَعْرُجُ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ إِلَيْهِ فِى يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُۥ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ ٤ (المعارج/70: 4)
Para malaikat dan Rūḥ (Jibril) naik (menghadap) kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. (Al-Ma’arij/70:4)
-
Tidak berjenis kelamin
Allah membantah keyakinan orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa para malaikat adalah putri-putri Allah yang berhak disembah. Al-Qur’an menyebutkan:
أَمْ خَلَقْنَا ٱلْمَلَـٰٓئِكَةَ إِنَـٰثًا وَهُمْ شَـٰهِدُونَ ١٥٠ أَلَآ إِنَّهُم مِّنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ ١٥١ وَلَدَ ٱللَّهُ وَإِنَّهُمْ لَكَـٰذِبُونَ ١٥٢ ( الصّٰۤفّٰت/37: 150-152)
Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikan(nya)? Ingatlah, sesungguhnya di antara kebohongannya mereka benar-benar mengatakan, “Allah mempunyai anak.” Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta, (As-Saffat/37:150-152)
وَجَعَلُوا ٱلْمَلَـٰٓئِكَةَ ٱلَّذِينَ هُمْ عِبَـٰدُ ٱلرَّحْمَـٰنِ إِنَـٰثًا ۚ أَشَهِدُوا خَلْقَهُمْ ۚ سَتُكْتَبُ شَهَـٰدَتُهُمْ وَيُسْـَٔلُونَ ١٩ ( الزخرف/43: 19)
Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat hamba-hamba (Allah) Yang Maha Pengasih itu sebagai jenis perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan (malaikat-malaikat itu)? Kelak akan dituliskan kesaksian mereka dan akan dimintakan pertanggungjawaban. (Az-Zukhruf/43:19)
-
Tidak memiliki kebutuhan duniawi
Malaikat tidak memiliki kebutuhan-kebutuhan biologis seperti makan, minum, buang hajat, istirahat dan kawin. Mereka tidak makan dan minum sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an tentang tamu asing kepada Nabi Ibrahim yang tidak menjamah makanan yang dihidangkan[11]. Mereka tidak merasa lelah dan jemu sehingga tidak butuh istirahat[12]. Mereka pun tak berjenis kelamin (sebagaimana dibahas pada poin sebelumnya) sehingga tidak mungkin kawin dan berkembang biak.
-
Mampu menjelma sebagai manusia dengan bentuk laki-laki yang rupawan
Seperti dikisahkan dalam Al-Qur’an tentang Ibrahim dan istrinya (Sarah)[13], Luth[14], dan Maryam[15].
Penjelmaan malaikat terkadang juga muncul dalam bentuk yang tidak elok, seperti terdapat dalam kisah tentang si kusta, si botak dan si buta dari Bani Isra’il[16].
Wallahu a’lam bish-shawaab
__________
Footnote:
[1] Shahih Muslim 2996
[2] Umar Sulaiman Al-Asyqar, ‘Alamul Mala’ikati Al-Abrar : 10
[3] QS. At-Takwir: 23, An-Najm: 13-15, Shahih Muslim 177, Sunan Tirmidzi 3068
[4] Sunan Abu Dawud 4727, dishahihkan oleh Al-Albani
[5] Shahih Bukhari 3234, Sahih Muslim 177
[6] Lihat: Iman Kepada Malaikat : 40
[7] Lihat: Al-Hidayah Ar-Rasyidah Syarh Al-Bidayah fil ‘Aqidah : 109-110
[8] Lihat: Tafsir Ibnu Katsir 7 : 444
[9] Lihat: ‘Alamul Malaikati Al-Abraar : 12
[10] Shahih Bukhari 3232 & 4856 ; Shahih Muslim 174 ; Sunan Tirmidzi 3277
[11] QS. Hud : 69-70, QS. Adz-Dzariyat : 24-28
[12] QS. Al-Anbiya : 19-20, QS. Fushshilat : 38
[13] QS. Hud: 70-73
[14] QS. Hud: 77-83
[15] Qs. Ali Imran: 42-47, QS. Maryam: 16-21
[16] Shahih Bukhari 3464 , Shahih Muslim 2964